Selasa, 08 Desember 2015

luka

 Aku masih duduk merenungi nasib diri yang malang ini. Move on itu perlu, tapi kali ini aku merasa tak mampu untuk menghapus semua bayang tentangnya. Aku benci dengan kehidupanku, aku benci. Sekarang aku sudah tidak percaya lagi yang namanya cinta, karena cinta hanya akan membuat hati terluka dan kecewa.
Sampai suatu hari disekolah..
“eeh, lo jalan hati-hati dong.” Kata seorang cewe yang sedang mengumpulkan buku-buku bawaanya dilantai, karena terjatuh saat tertabrak olehku.
“oowh, maaf, gue gak sengaja” kataku, sambil membantunya membereskan helaian kertas di lantai. Kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
Hari sudah siang, saatnya pulang dari sekolah, aku langsung menuju halte bis karena aku gak punya motor, apalagi mobil.
Ooh iya, namaku Reza, teman-teman memanggilku eja, aku anak ips 2 di SMAN 1 PKB.
Lama aku menunggu bis di tempat itu, sesekali aku melihat jam di tanganku. Sudah pukul 13:00, namun bis tak kunjung datang.
“haey, nungguin bis juga ya,”? tanya seseorang. Ternyata Fidha, cewe yang ku tabrak tadi pagi.
“eeh, elu. Iya nih dari tadi gak lewat-lewat” jawabku
“sama dong, emang eluu pulang kemana”? tanyanya.
“subroto 2,” jawabku
“berarti kita satu arah dong, dari pada nunggu disini, mendingan kita pulang duluan aja yuk,” ajaknya.
“eeh, oke. Ayo” sambil membereskan barang-barangku.
Kami pulang jalan kaki, banyak hal yang kami bicarakan, mulai dari pelajaran sekolah, teman, bahkan cinta.
Karena asyik ngoborol, hingga tak sadar kami telah sampai di depan rumahnya, dia pun mengajak ku mampir.
“eja, mampir dulu kerumah,” pintanya
“makasih dha, ntar ngerepotin elu lagi, lagian hari udah sore. Next time aja ya..” jawabku
“oo, yudah gapapa, hati-hati ya”
“iyaa, daaaah”
“daadaaaah”
Aku terus melanjutkan perjalananku, tak lama sampai juga kerumahku.
“baru pulang ja”? tanya ibuku
“iya mah, “ jawabku sambil menyalami ibuku. Ayahku telah tiada, dia pergi saat aku berusia delapan tahun.
“makan dulu ja,” kata ibuku
“iya mah, “ sambil menuju meja makan yang telah disiapkan ibuku.
Selesai makan aku langsung menuju kamarku untuk istirahat, kulihat hp ku ada satu pesan baru. Kulihat dari evha, mantanku. Aku tak membalasnya, bahkan membuka dan membacanya saja aku malas. Ku tutup hp ku dan menutupkan mata.
ZZZZZzzzzzzzz......
Aku bangun dari tidurku pukul lima sore, kulihat hp ku, ada satu pesan baru. Tanpa melihat siapa pengirimnya, pesan itu langsung ku hapus.
Hari ini aku bangun lebih awal, mandi dan bersiap untuk sekolah. Aku langsung menuju halte bis yang tak jauh dari rumahku. Tak lama bis pun datang. Ku mencari tempat duduk, namun sayang tempat duduknya penuh semua. Dengan terpaksa aku berdiri.
“maas, capek ya berdiri” kata seseorang yang duduk di kursi sampingku.
Kulihat, ternyata itu adalah Fidha.
“Eluuu. “ Kataku
Kami hanya ngobrol-ngobrol kecil, tak lama sampai juga di sekolah. Aku membantunya turun dari bis.
“kemaren, aku ada sms kamu lhoo. Kenapa gak dibales” ? tanyanya
Aku yang sedang minum, tersedak mendengar ucapannya. Aku pikir itu dari evha, kataku dalam hati.
“koq kamu bengong” ? tanyanya lagi
“gak, gak kenapa-napa koq. Kenapa sekarang malah pake AKU-KAMU biasanya juga ELU-GUE” kataku
“mmm, aku juga gak tau, nyaman aja. Tapi gak masalahkan.? Eeh, Aku ke kelas dulu ya” katanya
“eemmmmz, yaudaah gapapa hati-hati yaa, “
“daaaaahhhh”
“daadaaahhhhh”
Dia pergi dari tempat itu, dan akupun menuju kelasku.
Sejak perkenalan aku dengan fidha aku merasa sudah menemukan orang yang selama ini kucari, seebelumnya aku sudah tidak percaya dengan cinta. Tapi dia mengajarkanku tentang optimisnya hidup. Motivasi yang dia berikan serasa membawa cinta di kehidupanku. Sepertinya aku sudah jatuh cinta padanya.
Saat itu aku sedang duduk dikantin,
“hay jaa,” sapa riani.
“hay jugaa, elu ngapain kesini”? tanyaku
“ya gapapa, gue kan pengen nemenin elu.” Jawabnya
“oke, ayoo mau makan apa, hari ini gue yang traktir” kataku bersemangat
“ooh yaa, gak usaah deeh, gue bayar sendiri aja, “ jawabnya
Selesai makan aku kembali ke kelas.
“rezaa, tungguin aku.” Kata evha sambil lari kecil dari belakangku
“ngapain lagi sih vha, bukannya semua udah jelas” kataku
“jaa, aku bisa jelasin semuanya ja.” Kata evha
Aku berhenti sejenak, kudengarkan evha berbicara.
“jaa, aku Cuma sayang sama kamu jaaa. Aku udah gak ada hubungan lagi sama reno jaa, aku putusin dia karena kamu. Karena aku sayang kamu jaaa. Pliss jaaa” jelasnya
“maaf vha, aku gak bisa terima kamu lagi. Walaupun aku juga masih sayang kamu, tapi aku sudah mencintai orang lain. Sekali lagi sorry vha.” Kataku. Sambil menahan air mata yang mengalir dari mataku. Jujur aku sayang sama evha, sayang banget. Tapi aku kecewa karena dia telah duakan aku. Sekarang aku hanya mencintai Fidha, hanya fidha yang saat ini berada dihatiku.
Aku terus duduk di taman, siang itu aku tidak mengikuti pelajaran, karena hatiku terasa mempet banget.
“lhoo, rezaa. Kenapa elu disini” kata seseorang
“eeh, elu riani. Gapapa, gue gapapa koq.” Kataku
Kemudian riani duduk disebelahku dan aku menceritakan semua masalahku dengan evha.
“eluu yang sabar ya jaa, kan ada gue.” Semangat riani
“makasih riani, elu udah mau denger curhat gue” kataku
“iya, gapapa koq.” Jawab riani
Kemudian aku kembali kesekolahan. Kulihat disana sepi. Mungkin orang-orang udah pada pulang kali yak. Batinku
Aku langsung pulang kerumah, setibanya dirumah aku melihat hp ku. Tiada pesan apa-apa, terlintas dipikiranku fidha. Lalu aku memutuskan untuk menelponnya. Beberapa kali kutelpon nomernya sibuk, mungkin dianya lagi telponan. Kemudian aku langsung menuju meja makan.
Malam itu aku sedang baca-baca buku dikamar tiba-tiba hp ku berdering,
“haloo,” sapaku
“iyaa, jaa. Ini aku fidha.” Jawabnya
“owhh. Kamu,” kataku. Entah kenapa ada perasaan senang dihatiku
“tadi siang kamu kemana, koq gak masuk kelas”? tanyanya
“gak kemana-mana koq, aku hanya nenangin diri ditaman” kataku
“aku tau koq, kamu ditemenin riani kan.”?
“koq kamu tau, emangnya kenapa”? tanyaku
“gak tauuu, “ jawabya, kemudian telepon terputus. Aku gak tau apa maksudnya.
Kemudian aku sms dia.
“kamu kenapa dha”?
Namun dia tidak membalas sms ku.
Sepertinya dia marah ataupun dia cemburu, entah kenapa aku merasa senang.
Esoknya aku mencarinya disekolah, kemana si fidha. Batinku
Ku tanyakan kepada temen akrabnya.
“ehh santhy. Elu ada liat fidha gak.”? Tanyaku
“tadi gue liat dia jalan ama reno. Mungkin kekantin kali.” Jawabnya
Aku langsung menuju kekantin. Kulihat dia sedang ngobrol dengan reno, kelihatannya mereka sangat mesra. Kumendengar percakapan mereka
“ayo dha dimakan.” Kata reno
“aah, elu ni juga gue mau makaan.” Jawabnya
“sini, gue suapin yaa” kata reno sambil mengarahkan sendok pada fidha, dan dia menerimanya.
Aku tak sanggup liat adegan itu, kemudian aku pergi dari tempat itu.
“hay jaa. Lagi ngapain”? tanya riani kemudian duduk di sampingku.
“gapapa koq, aku hanya lemes aja. Gak semangat” jawabku
“lhoo, kenapa. Gue bisa koq buat elu semangat lagi” kata riani.
“ikut gue yuk,” ajak riani sambil menarik tanganku
Aku ikut saja, ternyata dia membawaku ke suatu tempat yang menurutku sangat istimewa, kami duduk di tepi danau dan aku curhat lagi kepadanya.
“yaudaah dong jaa. Cewe tu bukan hanya dia doang” katanya
“tapi riani,......“ tiba-tiba dia memotong pembicaraanku.
“jaa, gue pengen ngomong sesuatu ke eluu. “ katanya
“ngomong aja “ kataku
“mm, gue tau, gue gak pantes ngomongin ini ke elu. Tapi gue udah gak tahan. Sampai kapan gue harus memendam perasaan ini” katanya
“apaan si, gue gak ngerti” kataku
“jaa, gue sayang ama eluu. Gue cinta ama eluu, udah lama gue memendam perasaan ini ja, gue bener sayang ama elu. Gue pengen elu jadi cowok gue” jelasnya
“mm, gimana yaa. Maaf riani gue gak bisa, dihati gue Cuma ada fidha. Gue anggap elu sebagai sahabat gue, gak lebih. Sekali lagi gue minta maaf.” Kataku
Terlihat mata riani berkaca-kaca kemudian air itu mulai menetes dari matanya.
“yaudaah jaa, gue ngerti koq” kemudian dia pergi dari tempat itu.
Hari ini adalah hari minggu, aku meminta fidha menemui aku di sebuah taman yang gak jauh dari rumahnya. Lama aku menunggunya di tempat itu,
“haay, udaah lama yaa nunggu.” ? tanyanya.,
“hey, gak koq, “ kataku kemudian dia duduk disebelahku.
Kami ngobrol-ngobrol ringan.
“dha, aku pengen nanya, reno itu siapa”? tanyaku
“kenapa nanyain dia sih. “ katanya
“gak, pengen tau aja”
“temen aja koq, “ jawabnya.
Ditengah pembicaraan kami, tiba-tiba hp fidha berdering. Kemudian fidha mengangkatnya. Setelah selesai ngomong di telepon.
“ee, maaf jaa. Aku pulang dulu boleh,” katanya
“oo, gapapa koq, “ jawabku
“dadaah,”
“daaaah, hati-hati ya”
Aku pun pulang kerumah. Malam itu aku menelpon fidha, tetapi nomernya sibuk. Beberapa kali kucoba menghubunginya tetapi tetap sibuk. Aku mulai tak enak hati.
Akhir-akhir ini fidha cuek padaku, kulihat dia juga sangat dekat dengan reno. Aku pun mulai mencari tau, siapa itu reno.
“santhy, mm, fidha ama reno pacaran ya”? tanyaku
“aah elu jaa, setahu gue fidha suka ama elu. Tapi yaa, gue liat-liat dia deket ama reno”jawabnya
“makasih yaa”kataku. kemudian dia pergi
Mendengar penjelasan dari santhy membuat hatiku lega, setidaknya aku tau kalo fidha juga suka sama aku.
Siang itu aku dan fidha pulang bersama, sebelum pulang aku mengajaknya mampir dulu dirumah makan. Kami makan bersama, sempat suap-suapan haha, pokoknya aku seneng banget.
Setelah pulang aku terus menelpon fidha, kadang kami pake sayang-sayangan huuh, seperti orang pacaran aja. Sekarang fidha sangat dekat denganku, tapi aku lupa bahwa ada reno diantara kami.
“gampang, dapetin fidha itu hal yang sepele” kata reno kepada teman-temannya.
Aku hanya mendengar pembicaraan mereka, aku merasa takut, takut nantinya akan kehilangan fidha, apalagi rumah mereka berdekatan. Jadi gampang sekali berhubungan.
isu-isu tentang fidha dan reno terdengar ditelingaku. Kudengar mereka pacaran, namun saat kutanya fidha, dia bilang tidak ada hubungan apa-apa. PERMAINAN APA LAGI INI TUHAN?
Hari terus berlalu tetapi fidha semakin cuek padaku, entah kenapa aku juga tidak tahu.
Hari ini adalah adalah hari yang kutunggu-tunggu, tanggal 7 desember adalah hari ulang tahun fidha. Aku telah membuat kue ulang tahun untuknya berharap dia akan senang nantinya.
Aku langsung kerumahnya membawa kue itu, dan merayakan hari ulang tahunnya. tapi dia sepertinya biasa-biasa saja.
“ciee, ada yang dibuatin kue nie.” Kata temennya yang kebetulan hari itu berada di rumahnya.
“makasih ya jaa” kata fidha kepadaku
“iya sama-sama” jawabku
“emm. Fidha reno udah ngucapin ulang tahunmu gak” tanya temennya fidha
“gak, mungkin dia lupa” jawaab fidha
“koq gitu, orang yang biasa saja malah buatin kamu kue spesial, massa orang yang spesial kayak reno gak ngucapin apa-apa” kata temennya fidha.
Mendengar kata-kata itu hatiku seperti bergemuruh yang kilatnya menyambar nyambar akan turun hujan, hujan dari mataku. Sekarang aku ngerti mengapa selama ini sifat fidha berubah kepadaku. Air mataku menetes perlahan, namun tak ku perlihatkan pada mereka.
Aku tak tahan lagi, aku langsung pamit pulang, sebelum pulang aku meminta pena dan kertas kepada fidha. Aku menuliskan
“JANGAN SIA-SIAKAN ORANG TULUS SAMA KAMU, KAMU GAK TAU DIA NGEJAUHIN BANYAK ORANG CUMA BUAT KAMU. SEMOGA HUBUNGAN KALIAN BAHAGIA. PERGILAH BERSAMANYA, TAPI INGAT JIKA KAMU LELAH AKU SELALU MENUNGGUMU DI BELAKANG”
Aku langsung pergi tanpa meninggalkan kata-kata, hanya secarik kertas itu yang ku beri padanya.
Hidupku sekarang telah hilang arah, ku coba menghubungi riani, tapi tak bisa ku juga menghubungi evha, tapi juga tak bisa.
Sekarang aku sadar dan menyesal karena telah sia-siakan cinta yang didepan mata tapi malah mengejar cinta yang jauh diseberang sana. Aku benar-benar terluka.
Dan inilah LUKA.

Minggu, 29 November 2015

penantian

 PENANTIAN
“hei, malah pergi dia.. gak usah malu udah biasa kalee” katanya kepadaku yang lagi duduk bersedih.
“aku juga pernah putus cinta” katanya lagi.
Kata-kata iti yang membuat aku jadi malu.
“yaudaah, kalo gak mau bicara, ketemu besook yaa” kata cewe itu sambil pergi dari tempat itu.
Dari mana di tau aku baru putus cinta , gumamku dalam hati.

Disekolah, udah dua hari rudi (teman sebangku ku) tidak masuk sekolah mungkin dia sakit.
Oiya, namaku beno, biasa dipanggil ben.
Ting ting ting ting....... bel tanda masuk terdengar seluruh siswa masuk ke kelas dengan rapi.
Tak lama masuk pak Tono dengan diiringi anak baru.
“looo, cewe itu kan cewe yang semalam sore ditaman,” pikirku dalam hati. Duuuh malu banget aku.
“anak-anak, ini rini teman baru kalian. Dia pindah kesekolah ini karena ayahnya ada mutasi kerja.” Jelas pak Tono..
“ayoo rini perkenalkan diri kamu” pinta pak Tono.
“baik pak, hai teman-teman. Perkenalkan , aku rini pindahan dari SMA penjukas.” Jelas rini.
“rini, kamu duduk di sebelah beno yaa” kata pak Tono.
“lhooo, koo saya pak, disini kan tempatnya rudi” protesku.
“udaah, nanti bapak suruh rudi pindah kebelakang” sanggah pak rudi.
Jiaaah, malu bangeet aku waktu itu, mudahaan dia gak mengenaliku.
“eheem. Masih sedih lagi yak”? tanya nya sambil berbisik.
“apaan siie,” singkatku

Aku dan rini sering banget bertengkar. Walaupun kami satu bangku tapi gak pernah akrab-akrabnya. Setiap hari kami selalu bertengkar.
 Teman-teman semua memberi kami gelar TOM & JERRY. Emang iya sii, kami gak ada rukun-rukun nya.

Sampai pada suatu karnaval yang di adakan disekolah kami. Waktu itu aku mengikuti lomba kostum semua teman-temanku sibuk mempersiapkan diri dan kostum yang digunakan.
Tapi sayang, kostum tertinggal digudang belakang sekolah. Kebetulan ditempat itu sepi gak ada orang sama sekali, karena letaknya dibelakang sekolah dan orang-orang pada ngumpul di halaman depan, menunggu acara dimulai. Dengan tergesa-gesa aku menuju gudang itu.
Setibanya digudang.
“mau ngapain” terdengar suara agak kencang yang membuatku kaget bukan kepalang.
“kamu ngapain ngikutin aku,” balasku bertanya.
“gak ada, aku hany pengen nemenin kamu.” Katanya sok akrab
“gak usah sok akraab deeh” singkatku
“bukaaaan, kamukan sering kesini. Jadi yaa pikirku kamu nangis disini” ledeknya
“emangnya aku doyaan nangis apa,” aku mulai dongkool
“hehe” dia tertawa kecil
“eeeee, kamu ngetawain aku” tanyaku
“kamu ituu loo, truuss ngapain kamu kesini “ tanyanya kepadaku
Lalu aku ingat bahwa aku mencari kostum yang akan kupakai, kulihat kostum itu berada tepat dibelakang rini.
Dengan niat jahil, aku berjalan mendekai rini sambil menatap tajam matanya dan tangan seperti ingin memeluk.
“eeh, kamu mau ngapain” katanya, seperti orang yang ketakutan
“hahaha, kesempatan nie. Ditempat yang jauh dan sunyi” kataku menakut-nakuti dia.
“been, sadaar. Kamu jangan macam-macam yaa. Aku teriak nee” katanya mengancam
“silaahkan, gak akan ada satu orangpun yang akan dengerin teriakan kamu.” Langkahku sudah sangat dekat dengan tempat ia berdiri. Dia mundur perlahan-lahan sampai tersandar di tembok. Dia kelihatan ketakutan sekali. Hahaha rasain kataku dalam hati
Kulihat dia tak bisa bergerak lagi, hanya mata saja yang ia tutupi saat itu.
“kamu kalo sedang takut, cantik juga yaaah” ledekku.
“kamu mau ngapain sii, “ tanyanya dengan mata masih terpejam
“gaak, aku hanya mau ambil kostum singa dibelakang kamu itu loo” jelasku kemudian tertawa puas karena berhasil membuat dia takut abis-abisan. Hahahahaha
“sialaan” kwmudian dia memukulku tentu saja aku lari menghindar keluar gudang, namun dia masih saja mengejarku. Sampai aku kesandung dan terjatuh begitupun dengan dia. Kami roboh bersama. baru kali ini kulihat dia dari dekat. Subhanallah dia cantik banget.
Dia pun bangkit dari tubuhku, dan mencoba meminta maaf. Yaah permintaan maaf diterima.

Sejak itu aku merasa hal aneh berlaku padaku, tak pernah aku sms bahkan nelpon dia. Tapi sejak itu aku mulai kontak dia. Begitu ramah padaku sampai suatu hari ku mengajak dia makan di luar dia pun setuju. Yaaa kurasa aku sudah jatuh hati padanya.
Sebenernya aku pengen jujur tentang perasaanku sama dia, tapi aku nunggu waktu yang pas. Yaitu dihari ulang tahunku.
Kami sangat dekat dan aku pun sangat perhatian sama dia. Sampai teman-temanku mengira kami pacaran,
“aaah, gak kooo” sanggahku kepada tema-teman.
“iyaa nie, temeen ajaa koo” sambung rini
Kalo temen-temen mengira kami pacaran, itu gak salah. Karena kami bener-bener dekat seperti orang pacaran. Mungkin yak dimata mereka kami ada hubungan spesial gituu...
Aah ngacooo..................

Besok adalah hari ulang tahunku, aku dan teman-temanku lainnya membantuku dirumah untuk mempersiapkan segalanya.
Tiba-tiba handpone ku berdering,,
“hallo, benoo” suara rini memanggilku
“yaa, ada apa rin” tanyaku
“kamu dimana, bisa gak kamu temuin aku di taman.” Tanyanya
“yaah, boleh kooo. Kamu tunggu sebentar ya” kataku
Tak lama aku sampai di taman yang sudah dijanjikan.
“ada apaa rin”? tanyaku penasaran
“gini ben,.......
Tiba-tiba pembicaraan kami terputus karena handponeku berdering
“haloo, benoo. Ini aku desta.” Ternyata telepon dari desta mantan pacarku
“kamu bisa gak temui aku sekarang di danau mura tengah kota. Pliis, aku mohon” pinta desta dengan memohon kepadaku
“siapa ben”? tanya rini
“desta, rin” jelasku
“ooo, desta mantanmu itu yaaa”
“iya rin. Rini, maafin aku yaa. Aku harus pergi sekarang. Ngomongnya besok aja yah. Namu rini tetap memaksa ingin bicara hari ini.
“Aku mohoon ben, aku pengen ngomong sekarang.” Pinta desta
“maaf rin, aku buru-buru. Ngomongnya besok aja. Aku janji.” Kataku. Sambil melangkahkan kaki meninggalkan tempat itu..
Namun rini menahan tanganku,
“aku mohon ben” dia seperti memohon kepadaku
Namun aku tidak menghiraukannya dan melangkah meninggalkan rini ditempat itu

Tak lama aku pun sampai ditempat desta
“ada apa des”? tanyaku
Secara segera desta memelukku
“beno, aku nyesel udah selingkihin kamu. Pliss maafin aku” desta sambil menangis
“udaahlah des, yang lalu biarlah berlalu. Lagipula aku udah maafin kamu koo” sambil melepaskan pelukannya.
“makasih ben, kamu udah baik banget sama aku. “
“sama-sama des”
“beno, aku pengen kita seperti dulu. Aku pengen kita balikan” pinta desta
“duuh, gimana yaah. Maaf des aku udaah menyayangi orang laen” jelasku
“ooh, yaudaah gapapa. Siapa orang itu ben” tanya desta
“rini des. Dia orang yang aku sayang saat ini”
“beruntung banget cewe itu. Aku selalu doakan yang terbaik buat kamu.”
“makasih des.”
“iyaah.. yaudaah ben, kalo gitu aku gak akan ganggu hubungan kalian koo. “
“beluum des, aku beloom nembak dia. Rencananya besok pas ulang tahunku aku akan bilang ke dia kalo aku sayang dia” jelasku
“yaudaaa. Kalo gitu aku pulang dulu yaa.” Desta pamit

Hari-hariku gak pernah sesemangat ini. Rasanya aku gak sabaran lagi nunggu besok.
Malam itu hujan turun gerimis. Aku masih merenung di depan jendela kamarku, aku terus memikirkan rini.
“gimana ya perasaan rini tadi, pas kutinggalkan gitu ajaa. Dan apa yang ingin dia omongin ke aku” gumamku dalam hati
Pikiranku terus melayang sampai mataku terasa berat dan aku pun langsung tidur.
Hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku sudah meminta rini untuk hadir ke acara hari ini.
Teman-temanku sudah mulai berdatangan.
Acara dimulai sampai acara selesai, namun aku gak melihat keberadaan rini di sini. Aku juga sudah mencoba bertanya kepada temanya rini, tapi dia juga tidak tauu. Hatiku menjadi gelisah aku takut terjadi apa-apa dengannya.
Acara telah selesai teman-temanku pun pulang kerumah masing-masing.
Karena kekhawatiranku semakin menjadi-jadi aku pun memutuskan untuk mendatangi rumahnya rini.
Aku sudah berada dijalaan. Pikiranku tak terlintas apa-apa kecuali rini yang selalu ada di kepalaku.
Tak lama akupun sampai kerumahnya rini.
Ku hanya melihat penjaga gerbangnya yang lagi memberes-bereskan barangnya,
“ mungkin pak satpamnya mau pulang kampung.” Kataku dalam hati.
“selamat siang pak.” Sapaku kepada pak satpam
“selamat siang den, ada yang bisa bapak bantu” jawab pak satpam tadi
“maaf pak, saya mau ketemu rini. Rininya ada pak.” Tanyaku
“duuh, maaf den. Sepertinya aden telat. Pak rony beserta keluarganya termasuk rini udah pindah den. Baru saja tadi pagi den.” Jelas pak satpam
Aku tak bisa menyembunyikan perasaanku, tak kusadari air mataku mulai jatuh perlahan.
“pak, kira-kira mereka pindah kemana, dan apakah mereka akan kembali ke sini lagi pak”? tanyaku
“mereka pindah keBandung den. Karena pak rony selesai tugas mutasi. Makanya mereka pindah lagi den. Sepertinya mereka tidak kesini lagi deen” Jelas pak satpam
“yaudaah, terima kasih ya pak” kataku
“sama-sama. Ee aden ini yang namanya beno ya?” tanyanya lagi
“iya pak, saya” sahutku
“ini den ada titipaan surat buat aden dari non rini.” Sambil memberikan secarik kertas kepadaku
Aku pun berterima kasih kemudian meninggalkan rumah itu dan langsung menuju ketaman.
Aku pun membaca surat dari rini.
“dear beno,.....................
Beno, aku minta maaf banget karena tidak bisa hadir dipesta ulang tahunmu. dan Sejujurnya aku kecewa karena semalam kamu ninggalin aku gitu aja. Padahal ada satuhal yang ingin aku bicarakan ben. Iyaa, tentang kepindahan kami ini. semalam Aku ingin pamit sama kamu, dan ingin memelukmu untuk terakhir kalinya ben.
Sekarang kita sudah tidak bisa bersama lagi ben. Kita sudah dipisahkan jarak dan waktu. Aku bakalan ngangenin kamu ben.
Aku sayang kamu ben, aku sayang kamu. Aku sayang kamu....”
Di pertengahan surat itu terdapat bekas basah, sepertinya air mata rini yang jatuh saat menulis surat itu.
Tak kusadari air mataku ku pun jatuh saat membaca surat itu. Hidupku terasa kosong lagi. Sudah tak ada siapa-siapa lagi yang kuharapkan, aku tak bisa memaafkan diri ini yang sudah sia-siakan kamu.
Aku selalu menunggumu rini. Sampai detik ini aku masih menunggu kamu kembali.
SELESAI

Sabtu, 21 November 2015

penyesalanku


Pagi yang gelap untuk mengawali hari, aku bangun dari tidurku dan langsung bersiap untuk kesekolah. Awalnya aku merasa malas untuk kesekolah, tapi ingat akan hari ini ada ulangan ilmu pengetahuan sosial maka aku tetap bergegas mandi dan sarapan dan bersiap-siap berangkat sekolah. Ooh iya, namaku Ryan aku anak IPS dua aku adalah salah satu siswa angkatan ke 12 di salah satu SMA di penjukas. Cerita ini berawal ketika aku pergi kesekolah dari perjalanan yang cukup jauh di tempuh dari rumahku. Dalam keadaan pagi yang berkabut dan siswa saling berdesakan melihat papan mading, aku tidak sengaja menabrak seseorang sehingga buku yang dibawanya jatuh dan berserakan di lantai, aku mencoba meminta maaf dan membantu mengumpulkan buku-bukunya. Dia marah-marah padaku “duuuh, kalo jalan liat-liat donk” “maaf, aku gak sengaja, abis jalannya sesak siih, “kataku.
“lain kali kalo jalan hati-hati” katanya, sambil pergi dari tempat itu, menuju ruang kepsek.
Aku diam sesaat “siapa cewe tadi ?, perasaan selama ini aku gak pernah liat dia, aah bodo” aku langsung menuju kelas dan duduk di kursiku. Tak lama bel berbunyi dan pak rudiyanto(kepsek) masuk dengan diikuti seorang yang sepertinya aku kenal, ternyata cewe yang aku tabrak tadi, “ kamuuuu ” kami hampir serempak. Aku kaget kenapa dia bisa masuk ke kelas ini, dalam hati.
“ooh jadi kalian udah saling kenal” kata pak Rudi.
“tidak pak” singkatku.
“yaudah, anak-anak ini Echa, teman baru kalian. Echa murid baru pindahan dari SMK PKB(Plus Kemilau Bangsa)” jelas pak Rudi.
“pak, echa duduk disini aja pak” kata monika sambil menunjuk ke kursi kosong disebelahku.
“yaudaah, echa kamu duduk di sebelah Ryan yaa” kata pak Rudi
“baik pak” singkat echa, lalu duduk di sebelah ku.
Aku dikenal bandel dikelas, jadi tidak sah jika dalam satu hari tidak ngerjain teman. Aku menggumpal kertas dan membuangnya di bawah kursi echa si anak baru.
“pak, echa buang sampah sembarangan pak” sambil menunjuk ke bawah kursinya echa.
“echa, jangan buang sampah sembarangan.!!! “ bentak pak rudi. Dengan wajah kesal echa mengambil kertas di bawah kursinya lalu berkata
“maaf pak, saya tidak sengaja”
“lain kali kalobuang sampah harus ditempatnya, ini buang sampah di kursi emang tempat sampah tuu” olok ku disertai berau tawa teman-teman. Echa yang kesal berdiri kemudian keluar meninggalkan kelas. Pak Rudi dengan wajah curiga melihatku kemudian berkata.
“ryan, ini semua pasti ulahmu, dasar anak bandel. Keluar dan cari echa, minta maaf”
“baik pak,” singkatku. Aku berdiri kemudian memberi kode kepada tiga temanku, Arif, Rizal dan Edo. Kami berempat memang terkenal bandel di kelas, kami pernah membuat 3 guru mengundurkan diri mengajar di sekolah karena ulah kami. Kemudian kami langsung keluar dan mencari keberadaan echa, di taman, kantin, dan di belakang sekolah pun kami tidak menemukan echa.
“bro, kita udah keliling-keliling ne, tapi si echa gak keliatan juga” kata rizal
“kita belum cari di toilet, gimana kalo kita liat kesana,” kataku.
“okee” hampir serempak. Kami langsung menuju ke toilet dan mendengar suara orang marah-marah, ternyata itu si echa yang meluahkan semua perasaannya. Dengan ide usil aku menguncinya dari luar sampai jam istirahat. Kami tertawa puas melihat apa yang telah kami lakukan dihari ini.
Saat itu kami sedang makan dikantin sambil ngobrol-ngobrol kecil, tiba-tiba echa datang menghampiriku kemudian menumpahkan minuman di bajuku, dengan lantang dia berani memarahiku, sehingga semua yang ada dikantin melihat ke kami.
“eeeh ryan, maksud kalian itu apa.? Membuat aku keluar dari kelas, kemudian mengunciku di toilet, apaa,!!. Kalian itu pengecut tau gak,!!” bentak echa, kemudian pergi sambil menangis.
“heey, anak manja, kalo mau tisu, di belakang ada kok, tisu toilet” kata ku, Kemudian kami tertawa terbahak-bahak.
Hari-hari terus berlalu dan hampir setiap hari kami ngerjain echa si gadis manis yang malang. Sampai-sampai echa sangat benci kepadaku.
Pada suatu hari dikala kenaikan kelas sekaligus sekolah kami dalam acara milad ke 14, aku tergesa-tergesa kesekolah karena hampir telat, lagi-lagi aku tak sengaja menabrak si echa yang kebetulan hari itu menjadi anggota drum band, sehingga tubuhnya hampir jatuh untungnya aku dengan cepat menopangnya. Semula aku tidak kenal kalo dia itu echa, sampai dia menggerutu sambil marah-marah kepadaku barulah aku sadar kalo itu adalah echa
“ryan, kamu lagi kamu lagi, gak bosan-bosannya yah kamu ganggu aku, aku capek tau gak.” Katanya sedikit keras. Aku terpana memandang wajahnya, baru kali ini aku melihat wajah echa dari jarak yang sangat dekat. Ternyata dia cantik dan manis juga. Dia langsung pergi dari tempat itu dan bergabung ke anggota drum band lainnya. Malam ini hujan mulai turun rintik-rintik, aku juga demikian, merasa ragu untuk menelpon, tapi untuk langkah awal, aku harus berbicara dan meminta maaf kepadanya. Secara tak sengaja aku terpencet tombol pemanggil dan masuklah ke echa.
“hallo, ini siapa” tanya echa
“mm, ini aku ryan” jawabku
“mau apa kamu telpon aku”..
“echa, dengerin aku dulu. Maksud aku baik kok”
“mank ada apa sih”
“echa, aku tau selama ini aku udah banyak salah ama kamu, aku khilaf. Dan sekarang aku pengen minta maaf ama kamu, kamu mau kan maafin aku dan jadi temanku, pliss cha”
“okee, aku akan maafin kamu dan mau jadi temanmu, tapi kamu harus janji satu hal padaku”
“apa cha, aku akan lakuin apapun, asalkan kamu mau maafin aku dan jadi temanku”
“kamu harus janji tidak akan bandel dan gangguin orang-orang lagi”
“okee, aku janji cha”
“baik, aku pegang janji kamu. Aku udah maafin kamu kok, dari dulu malahan.”
“makasih cha, kamu emang baik, aku nyesel udah pernah jahilin kamu”
“yaudaa, gak usah di pikirin, yang lalu biarlah berlalu”
“kamu baik banget cha, “
“makasih yaaa..” .
Sejak malam itu kami jadi baikan, kami selalu belajar bareng, main bareng, makan bareng, semuanya serba bareng. Kami mulai dekat dan mulai timbul perasaan, aku juga bingung perasaan apa ini, apa mungkin aku JATUH CINTA.
Sepulang sekolah aku mengajak echa kesebuah tempat dimana tempat itu menjadi saksi ayah tercintaku meninggalkanku untuk selamanya. Aku telah menceritakan semuanya kepada echa ditempat itu, pandanganku kosong kedepan tiba-tiba echa memelukku dari belakang.
“kamu yang sabar yan” kata echa
“iya, echa makasih atas waktumu selama ini, aku senang bisa mengenalmu.”
“aku juga yan, aku gak nyangka bisa sedekat ini sama kamu. Ternyata dibalik bandelnya kamu, kamu itu baik juga ya.”
“yah, aku kan Cuma iseng-iseng aajaa...,” sanggahku
“tapi aku seneng kok, kamu bisa berubah.”
“toh aku berubah karena kamu, kamu yang telah membuat hidupku menjadi lebih baik dan ber-arti. cha, aku bingung harus memulai semua ini dari mana, tapi yang jelas aku pengen bilang, aku sayang kamu cha, aku cinta kamu. “
Echa diam sejenak kemudian berkata
“kamu gak bercanda kan yan” dengan sedikit tertawa.
“gak cha, aku serius. Aku beneran sayang ama kamu, aku juga takut kehilangan kamu cha. Izinkan aku menjagamu cha. Aku sayang kamu, kamu maukan jadi pacar aku.”
Echa terdiam beberapa saat, terlihat genangan air mata membasahi pipinya.
“yan, aku juga sayang ama kamu, tapi aku takut gak bisa membahagiakan kamu di sisa-sisa akhir hidupku..” kata echa sambil mengelap darah yang mengalir di hidungnya.
“cha, kamu kenapa,?” tanyaku bingung melihat hidung echa mengeluarkan darah
“aku selalu begini, disaat aku bahagia.” Singkatnya diikuti senyum manis di bibirnya, seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
Hari ini seharusnya aku bahagia, karena aku dan echa telah pacaran. Tapi aku juga merasa bersalah dengan echa, sampai kapan aku terus menipunya.?
Satu bulan hampir berlalu. Semuanya kami lewati dengan bahagia, semuanya terasa manis, tapi tak semanis kenyataan jika echa mengetahui semuanya. Aku tau ia pasti sangat marah dan kecewa. Ooh tuhan apa yang harus kulakukan.
Bulan ini hampir berlalu, besok adalah hari dimana aku harus jujur kepada echa.
Hari ini adalah hari minggu, aku dan echa jalan-jalan ke sebuah kafetaria yang mana ketiga sahabatku sudah menunggu. Sesampainya kami ketempat itu Rizal langsung mengajak kami gabung bersama mereka.
“ryan, apakah kamu sudah siap?” Arif membuka pembicaraan, yang membuat aku sangat gugup.
“iya ryan, katakan saja “ sambung edo
“baik teman-teman “ singkatku dengan terbata bata.
“ada apaan sii.?” tanya echa bingung..
Sebenernya aku sangat gugup, tak tega rasanya bilang ini semua kepada echa. Tapi aku harus JAIM (Jaga Image) di depan teman-teman. Dengan wajah tak berdosa aku mulai menjelaskan semuanya kepada echa.
“cha, sebenernya selama ini aku Cuma main-main ke kamu. Aku pacaran ama kamu juga main-main. Aku pacaran ama kamu hanya untuk taruhan pada teman-temanku. Aku pura-pura baik juga karena hanya untuk mengelabui kamu. Jadi kamu jangan ngarep deh chaa kalo aku cinta kamu.”
“kamu cuma bercanda kan yan.?” Kata echa. Terlihat matanya berlinang.
“iya cha, ini semua idenya Rizal. Ryan jangan sampai kamu suka beneran sama echa “ ketiga teman-temanku tertawa. Tapi tidak denganku.
“ryan, apa-apaan ini. Kamu kira aku apa, bahan taruhan?. Aku gak nyangka yan ternyata selama ini aku telah tertipu oleh seorang pengecut seperti kalian.” Terlihat darah yang mengalir dari hidung Echa, kemudian ia pergi meninggalkan tempat itu dengan linangan air mata. Aku refleks mengejarnya, tapi dengan cepat edo menahan tanganku.
“eeeh, mau ke mana. Jangan bilang kamu suka beneran ama echa yan” kata edo
“gak kok” kataku singkat
Kemudian teman-temanku tertawa puas melihatku yang berhasil mengerjai echa. Aku merasa sangat bersalah kepada echa. Sesungguhnya aku menyesal akan perbuatanku sendiri. Jujur aku benar-benar mencintai echa, maafkan aku cha.
Sejak hari itu, aku tak pernah melihat echa lagi, ku coba menelponnya tapi tak ada jawaban. Satu bulan sudah tak ada kabar tentang echa, mungkin dia benar-benar membenciku.
Siang itu pukul 11:00 aku mendapatkan sms dari echa yang bertuliskan

“ryan, mungkin nanti kamu tidak akan bertemu aku lagi. Aku hanya mau bilang terima kasih atas kebahagiaan yang telah kamu beri padaku. Walaupun itu hanya kebohongan kamu belaka, tetapi aku merasa sangat bahagia. Jika aku pergi nanti aku harap kamu hadir di saat aku menghembuskan nafas terakhirku.”

Aku bingung setelah membaca pesan dari echa, karena aku masih di sekolah maka aku cuekin aja, mungkin nanti malam aja aku kerumah echa, pikirku dalam hati.
Malam itu udara terasa dingin sepertinya akan turun hujan, aku dengan hati bersalah menuju kerumah kediaman echa niatku ingin meminta maaf, serta berharap echa akan memberiku kesempatan kedua.
Sesampainya dirumah echa aku langsung memencet bel, tak lama keluarlah orang tuanya echa.
“tante, echa nya ada?” tanyaku. Kulihat orangtuanya echa kelihatan sedih.
“echa sudah tidak tinggal di sini lagi” kata ibu nya echa, setengah menahan tangis. Aku cuek aja.
“memangnya echa sekarang tinggal di mana tante?” tanyaku. Ibunya echa masuk sebentar kemudian keluar sambil membawa dua lembar kertas.
“ini alamat tempat tinggal echa sekarang, dan ini goresan terakhir echa untuk kamu sebelum meninggalkan kita semua.” Sambil menyerahkan dua lembar kertas kepadaku.
Aku melihat alamat yang tertulis di kertas itu,

“ pemakaman umum batu sangkar penjukas timur 03-221 “

Aku terdiam sejenak.
“ nak ryan, echa telah tiada. Dia meninggalkan kita semua pukul 11:30 tadi siang nak. Dia sudah lama mengidap kanker otak, tetapi tetap tegar meskipun nyawanya sudah di ujung kuku, itu semua demi kamu nak. Dia selalu berharap bisa bahagiakan kamu sebelum dia pergi meninggalkanmu. Dia sangat sayang kepadamu, kamulah orang yang mampu membuat dia tersenyum sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya, dia juga sempat menulis surat untukmu nak.” Cerita ibunya echa sambil menangis.
Aku terdiam, kemudian tubuhku terhempas sambil mataku meneteskan air mata penyesalan, perlahan ku buka lembar goresan terakhir echa

“ ryan, Aku hanya mau bilang terima kasih atas kebahagiaan yang telah kamu berikan padaku selama ini. Walaupun itu hanya bohongan, tetapi aku merasa sangat bahagia. Aku sangat menyayangimu ryan”

Hujan mulai membasahi tubuhku. aku masih terduduk di depan rumah echa. Perasaanku kacau, hatiku hancur, rasa penyesalan ini semakin menghantuiku, air mataku tak mampu ku bendung lagi. Tapi semua telah berlalu, echa maafin aku yang dulu pernah menyakitimu, aku sayang kamu echa. Maafkan aku yang dulu pernah mensia-siakan dirimu aku sangat menyesal.


THE END

Note: penyesalan memang selalu datang di akhir, maka dari itu sayangilah orangyang tulus menyayangimu jangan sia-siakan dia.


Cerpen karya: SUHARDI